Penulis: George Orwell
Penerjemah: Bakdi Soemanto
Penerbit: Bentang
Tebal: 207 halaman
Novel ini menceritakan mengenai kehidupan para binatang di sebuah peternakan hewan yang dinamai dengan Peternakan Manor. Di peternakan ini hidup berbagai macam hewan, mulai dari babi, kuda, domba, sapi, ayam, hingga bebek dan itik, serta anjing, kucing, bahkan tikus meskipun bukan merupakan bagian dari hewan ternak.
Kisah dimulai pada suatu malam, saat Mayor Tua yang dihormati oleh seluruh penghuni Peternakan Manor meminta para hewan untuk berkumpul di kandang kuda. Mayor Tua yang merupakan seekor babi betina gemuk telah bermimpi pada malam sebelumnya, mimpi ini sangat penting sehingga Mayor merasa perlu untuk menyampaikan mimpi ini kepada seluruh penghuni peternakan.
Mayor Tua bermimpi mengenai kemerdekaan kaum hewan, mengenai kemerdekaan kaumnya dari para manusia. Selama ini seluruh hewan hidup di peternakan itu untuk kepentingan manusia. Mereka semua bekerja keras dengan porsinya masing-masing. Kuda untuk membajak tanah dan menarik benda-benda berat. sapi diperah susunya untuk kemudian dinikmati oleh para manusia, domba-domba diambil bulu-bulunya, dan ayam bahkan hampir tidka pernah melihat kebanyakan anak yang telah mereka hasilkan karena telur-telur segera dijual oleh pemilik ternak. Belum lagi mereka harus siap suatu waktu untuk menghadapi ruang jagal untuk memenuhi perut manusia yang selera makannya selalu bagus.
Mayor Tua merasa semua ini tidak adil. Mayor Tua tahu bahwa suatu saat para binatang akan mendapatkan kemerdekaan mereka. Dan Mayor Tua merasa perlu untuk menyampaikan mimpinya ini kepada seluruh sahabat-sahabatnya di Peternakan Manor, terutama karena umur Mayor Tua sudah tidak akan lama lagi.
Beberapa hari setelah pertemuan penuh patriotisme itu, Mayor Tua menghembuskan nafas terakhirnya. Pertemuan itu menimbulkan benih-benih semangat di hati para hewan di Peternakan Manor. Beberapa hewan mulai semakin sering membicarakan perihal bayangan kemerdekaan ini. Meskipun awalnya mereka belum tahu kapan semua ini mungkin terjadi, namun mimpi-mimpi dan perencanaan pemberontakan terus dibahas, terutama oleh para babi, mereka merupakan yang paling pintar diantara hewan-hewan lain.
Dan hari terus berlalu, dengan para hewan tetap melakukan pekerjaan mereka masing-masing di peternakan. Hingga tiba satu hari ketika para pekerja di peternakan tersebut semakin kasar pada para hewan. Lalu para pekerja lupa memberi jatah makan pada masing-masing hewan disana. Dan Mr. Manor, pemilik peternakan itu mabuk semalan sehingga tidak sempat mengecek keadaan hewan-hewan di peternakannya. Ini merupakan batas kesabaran para hewan, mereka kelaparan!
Akhirnya mereka tidak tahan dengan perut yang terus melilit tersebut, terutama sapi, ia terus menendang-nendang pintu kandang sehingga membangunkan sang Manor. Saat Mr. Manor dan tiga orang pekerjanya menghampiri kandang di malam itu, mereka lalu diserang secara brutal oleh para hewan yang kelaparan. Penyerangan ini berlangsung begitu mengerikan dan berisik, sehingga Mr. Manor, ketiga pekerjanya, serta Mrs. Manor, memutuskan untuk melarikan diri dari peternakan di malam hari itu.
Tujuh Peraturan Dasar Peternakan Hewan |
Begitulah, pemberontakan yang tidak direncakana telah terjadi. Dan ini menjadi awal bagi para hewan untuk memulai rencana yang selama ini mereka angan-angankan. Bahwa mereka merdeka! Peternakan itu milik mereka!
Sekarang yang perlu mereka lakukan adalah mempertahankan agar peternakan tersebut tidak kembali direbut oleh Mr. Manor atau manusia manapun. Sehingga kemudian terbagilah tugas, dan babi, sebagai hewan yang paling cerdas diantara semua hewan yang lain. Babi berperan sebagai 'otak' di peternakan baru tersebut, kini namanya Peternakan Hewan.
Terus.. dan terus kisah ini berjalan mengenai bagaimana para hewan mempertahankan peternakan mereka. Mengenai pembagian tugas sesuai porsi hewan masing-masing, dan bagaimana karakter-karakter hewan yang berbeda itu akan berperan penting dalam kelanjutan cerita.
Ada babi yang paling pintar diantara semua hewan lain, ada kuda si pekerja keras, ada anjing dengan kegalakannya. Semua karakter-karakter sederhana ini bukan berarti dipikirkan secara sederhana pula. Kepekaan Orwell terluhat disini, dan pemilihan tipe-tipe hewan tersebut tentunya merupakan simbol dari hal lain. Babi yang identik dengan kelicikan dan keserakahan, anjing dengan kekerasan dan agresivitas, serta kuda dengan kekuatan dan kerja keras.
Bagaimana kemudian kisah para hewan ini berjalan, anda harus membacanya sendiri :)
Orwell menyelipkan begitu banyak pesan tersirat di dalam kalimat-kalimat yang ia sampaikan dalam cerita yang ringan ini. Buku ini merupakan bacaan yang menyenangkan! Dan cerdas!
Sebuah kisah yang mendidik tidak harus dalam buku tebal, terbukti dengan buku ringan ini ada begitu banyak pelajaran yang terangkum. Tidak hanya pesan moral dalam tatanan sosial, namun juga dalam tatanan politik. Orwell menyampaikan sindiran sinisnya secara halus dan sangat implisit. Tidak heran bahwa buku ini merupakan salah satu buku yang mengantarkan Orwell menjadi salah satu sastrawan besar Inggris yang paling berpengaruh di masanya.
"The creature outside looked from pig to man, and from man to pig, and from pig to man again: it already it was impossible to say which was which."
Comments
Post a Comment