Jatinangor, jam segini kalau lagi kesepian. Biasanya saya bisa pergi ke balkon. Dari situ kelihatan gunung di kejauhan dan jalan raya Jatinangor yang selalu ramai.
|
Pemandangan dari balkon kamar. Teduh, dingin, dan menenangkan
Source: Koleksi Pribadi |
Jatinangor itu dingin. Selalu ada angin sejuk berhembus di sore atau malam hari. Dan ini menyenangkan, sekaligus menenangkan. Saya terbiasa mengenakan outer knit atau hoodie merah kesayangan tiap kali keluar ke balkon. Di balkon saya hanya berdiri, berpangku tangan di pegangan balkon dan memperhatikan gunung itu, yang berada di kejauhan. Sering saya juga sambil memasang earphone dan mendengarkan musik, entah itu musik yang menenangkan atau justru musik dengan tempo cepat. Pernah juga saya mencoba menikmati balkon sambil membaca novel, saya memang menyukai novel, tapi ini tidak terlalu sering. Karena balkon lebih enak digunakan untuk berpikir seraya menikmati musik, angin dingin khas Jatinangor, dan landscape di hadapan saya, yaitu pegunungan, kampus UNPAD yang juga terlihat, serta jalan raya. Dan orang-orang yang melakukan aktivitas di bawah kostan.
Di bawah kostan saya itu ada cukup banyak toko kecil dan kedai. Kostan saya sendiri bangunanya berbentuk ruko yang sangat besar, tiga lantai dan disertai dengan atap. Lantai pertama berupa tempat parkir yang lumayan luas. Serta ada tiga bangunan di lantai dasar yang kemudian disewakan kepada Indomaret, Gerobak Ramen, dan sebuah salon kecantikan. Halamannya juga luas. Di halaman ini ada kedai sushi dan takoyaki, kedai pulsa, kedai ayam krispi, dan kedai mie ayam. Lalu di lantai dua hingga tiga dijadikan kostan. Ada banyak sekali kamar kost yang disewakan, saya tidak tahu persisnya berapa kamar. Tapi penghuninya tidak terlalu banyak. Di lantai dua sepertinya hampir penuh, meskipun pasti selalu ada kamar kosong. Sedangkan di lantai tiga, di lorong saya, itu hanya 3 kamar yang terisi. Di lorong lain entah berapa kamar. Dan sepertinya seluruh penghuni kost adalah tipe yang sama-sama lebih suka sendiri. Kami hampir tidak pernah saling berkomunikasi. Saya hanya kenal dengan anak di depan kamar saya, itupun hanya komunikasi minim. Dan sejujurnya, saya sangat menyukai kondisi seperti itu. Sendiri, privasi, tidak perlu banyak melakukan basa basi. Bagi saya itu surga kecil yang menenangkan.
|
View siang hari yang berhasil saya ambil dari jendela ruang tamu kostan saya. Indah ya
Source: Koleksi Pribadi |
Lalu di lantai paling atas adalah atap. Sebenarnya itu merupakan tempat menjemur pakaian, namun selalu digembok karena seluruh penghuni kostan tidak ada yang mencuci sendiri. Semuanya menyewa jasa laundry. Saya sangat ingin menikmati pemandangan dari atap kostan, tapi belum pernah kesampaian karena selalu dikunci dan saya selalu lupa minta tolong kepada penjaga kost untuk membukakan atap itu.
Kostan saya ini khusus perempuan tentunya, dan sejauh saya menjadi penghuni disana saya belum pernah melihat ada yang aneh-aneh (dalam artian belum pernah ada yang diam-diam membawa pacar ke kamar, minimal di lorong saya). Penjaga kostannya ramah dan selalu membersihkan kostan dengan baik.
|
Duduk nyaman membaca buku, dan memandangi landscape samar diluar jendela
Source: Koleksi Pribadi |
Kostan saya ini kalau dilihat dari luar tidak begitu appealing, karena bangunannya hanya berupa ruko besar. Saya memutuskan untuk mengambil kostan ini adalah karena saya langsung jatuh cinta saat melihat kamar saya. Kamar saya itu terletak di lantai tiga, paling ujung di lorong sebelah kanan. Saat pertama kali kamarnya dibukakan oleh penjaga kost, saya langsung jatuh hati. Melihat nuansa kamar yang teduh, dengan dinding ungu muda dan gorden warna senada. Jendelanya besar dan langsung menghadap balkon, sangat romantis menurut saya. Jika saya menggeser kursi ke dekat jendela, lalu membuka gorden, maka saya bisa menikmati pemandangan gunung di kejauhan, dengan gumpalan-gumpalan awan yang pasti bisa membuat suasana hati menjadi damai. Saya jatuh cinta pada hal itu, dan langsung membayar DP kostan di saat itu juga. Tentu saja saya terlebih dulu sudah memastikan detail-detail penting lainnya, seperti keamanan, kebersihan, waktu malam kostan ditutup, memastikan bahwa itu khusus perempuan, mempertimbangkan dengan jarak ke kampus - jarak tempat makan - tempat beli air galon, dan sebagainya. Dari beberapa kostan yang saya survei di Jatinangor, menurut saya kostan saya itu merupakan pilihan paling ideal jika dilihat dari semua aspek.
|
Gerobak Ramen Jatinangor
Source: Google |
Banyak hal yang bisa saya rindukan dari kostan saya ini. Suasananya, orang-orangnya, dan jarak yang kemana-mana dekat. Meskipun saya minim komunikasi dengan anak-anak kostan, namun saya cukup akrab dengan para pencari nafkah di bawah kostan saya, Seringkali saya tidak perlu pergi jauh untuk membeli makan, karena empat kedai makan di bawah kostan saya itu merupakan sebagian dari kedai makan yang rasanya paling enak di sepanjang jalan Jatinangor. Kedai ayam krispi contohnya, seorang teman saya yang memang sering survei makanan bilang bahwa untuk ayam krispi di sepanjang jalanan Jatinangor, ayam krispi di bawah kostan saya itulah yang paling enak. Dan menurut saya juga begitu.
|
Kedai Mie Ayam dan Mie Yamien Jatinangor |
Lalu kedai mie ayam, sudah banyak sekali teman-teman saya yang jatuh hati setelah mencoba makan disana, terutama mie yamin nya. Ehhmmm enak pokoknya. Tidak lupa Gerobak Ramen yang punya kuah tomyam paling enak sejatinangor, hahaha. Sayangnya Gerobak Ramen sekarang sudah tutup dan digantikan oleh toko
handphone. Sepertinya karena Gerobak Ramen sering sepi, jadi meskipun rasanya enak dan tempatnya luas serta nyaman (di dalam sini disediakan cukup banyak komik yang bisa dibaca sambil makan), namun karena kurang promosi tempat makan ramen ini jadi kurang kelihatan dibanding tempat makan lain, sayang sekali. Dari empat kedai makan, yang menurut saya paling kurang saya sukai adalah kedai sushi dan takoyaki, karena saya memang kurang suka sushi.
Selain itu, di bawah kostan saya kan ada Indomaret. Jadi sangat gampang bagi saya untuk mendapatkan cemilan atau kebutuhan sederhana sehari-hari. Saya tinggal menggelinding ke bawah kostan dan masuk ke Indomaret. Di dalam Indomaret juga ada ATM. Para pegawai Indomaret, serta pegawai di kedai-kedai makan dan tukang pulsa rata-rata sudah familiar dengan wajah saya. Saya juga tidak jarang mengajak mereka mengobrol ringan, sehingga saya mendapatkan jasa khusus delivery makanan ke kamar untuk ayam krispi dan sushi, sering saya delivery ke kamar jika sedang malas keluar hehe. Mereka semua sangat ramah dan baik kepada saya.
Jarak kostan saya ke kampus juga cukup dekat, sekitar 15 menit jalan santai dari depan kostan hingga depan gedung Psikologi UNPAD. Tapi seringnya begitu masuk gerbang UNPAD, saya memilih naik angkot gratis yang memang sudah disediakan kampus sehingga jarak tempuh menjadi hanya 10 menit.
|
Angkot dan Minibus gratis UNPAD Jatinangor
Source: Unpad.ac.id |
Jarak ke tempat lain juga dekat. Ke Jatinangor Town Square (JATOS, mall satu-satunya di Jatinangor, tempat penghibur dan tempat belanja anak Jatinangor), ke travel Geulis (travel Jatinangor - Bandung paling terkenal, merupakan salah satu pilihan transport utama ke Bandung bagi para mahasiswa Jatinangor), ke pool Damri (pilihan lainnya untuk ke Bandung, dengan harga lebih murah dibanding travel namun waktu tempuh sedikit lebih lama), ke Warung Buku Aldy (warung buku kesayangan saya, sebagai pecinta buku saya tidak bisa lepas dari warung buku ini, harganya lebih murah dari toko buku, jarak dekat, dan bisa pesan, btw.. di Jatinangor tidak ada toko buku), ke berbagai tempat foto kopi, dan ke tempat-tempat penting lainnya untuk mendukung kehidupan sehari-hari sebagai manusia dan sebagai mahasiswa.
Saya suka Jatinangor. Karena selain suasana kostan saya yang ideal dan strategis, Jatinangor juga hampir punya segalanya. Jatinangor punya JATOS yang cukup lengkap untuk memberi hiburan dan untuk berbelanja. Jatinangor punya banyak tempat makan gaul yang bisa memuaskan hasrat sosial mahasiswa, seperti Checo (kafe gaul pertama di Jatinangor), Giggle Box, Yellow Truck, Ramen Bajuri, Balista Sushi and Tea, Awani Cafee (tempatnya
cozy dan menyenangkan, saya suka saya sukaa), Wake Up! (kafe faforit saya, nanti saya akan membuat review tersendiri mengenai Wake Up! hehehe), daaaann banyak lagi.
|
Checo Cafe and Resto Jatinangor
Sorce: Foody.id |
|
Giggle Box and Jonas Photo Jatinangor |
|
Yellow Truck Jatinangor |
|
Ramen Bajuri Jatinangor |
|
Balista Sushi and Tea Jatinangor
Source: Google |
|
Awani Cafee Jatinangor |
|
Wake Up! Cafee Jatinangor |
Jatinangor juga punya kedai-kedai makan faforit kesayangan mahasiswa, seperti Rumah Ibu (makanannya enak-enak banget, saya paling suka gulai ayamnya wuuww enak! tapi sayangnya kita sering harus menunggu lama karena proses masaknya lama, dan tempat ini sering ramai), Kedai Indra, Champernik (ini juga enak, murah, dan gak pake lama hehe), Warung Make Age, daaaann banyak lagi tempat lain.
|
Berbagai warung buku di Jatinangor. Ada buku baru, bekas, dan bajakan. |
Meskipun Jatinangor tidak punya toko buku (eh ternyata ada deh, toko buku Tisera di JATOS ya ampun saya lupa HAHAHA, tapi Tisera kurang
reccomended menurut saya), namun Jatinangor punya beberapa warung buku yang cukup bisa memuaskan hasrat membaca kalian. Ada Warung Buku Aldy (kesayangan saya, sepertinya saya juga akan membuat review tentang warung buku ini), ada Ladang Buku yang terletak di pinggiran jalan Gerbang Lama (GERLAM), dan beberapa warung buku lagi yang saya tidak tahu namanya karena tidak pernah kesana. Hasrat buku saya cukup terpuaskan melalui Warung Buku Aldy, Ladang Buku, dan Gramedia.com, Periplus.com, Shopee serta Tokopedia hehe.
Dan Jatinangor tentunya punya banyak tempat fotocopy dan cetak buku yang menjadi kebutuhan mendasar mahasiswa. Tempat fotocopy yang paling terkenal di Jatinangor, itu ada Copa Copy, Fotokopi Febrian, dan Sabar Subur. Untuk toko alat tulis yang cukup lengkap dan paling dikenal di Jatinangor adalah Toko Faforit, tokonya kecil, lucu, namun lengkap dan murah. Lokasinya di samping travel Geulis. Ada juga beberapa toko kelontong, seperti Sabar Jaya, dan satu toko disamping Sabar Jaya yang saya tidak tahu namanya.
Selain berbagai toko, kedai, dan warung tersebut, di Jatinangor saya juga bisa menikmati jalan-jalan santai. Saya sangat suka berjalan-jalan santai di lingkungan Kampus UNPAD. Kampus UNPAD Jatinangor sangat luas dan rindang. Rasanya mewah sekali bisa berjalan santai sambil mendengarkan musik dan menikmati pemandangan serta angin sejuk Kampus UNPAD Jatinangor.
|
Bias mentari sore diantara ranting pohon. Pemandangan menyenangkan sambil berjalan santai di Kampus UNPAD
Source: Koleksi Pribadi |
|
Danau UNPAD Jatinangor. Sering ada beberapa orang memancing. Salah satu rute faforit saya jika sedang jogging atau jalan santai. |
|
Bisa juga memasang hammock di taman depan FK UNPAD.
Menyenangkan bukan 💚
Source: Koleksi Pribadi |
Pada hari Minggu, Kampus UNPAD Jatinangor pasti dipenuhi oleh para
joggers dan pejalan santai lainnya. Selain itu, di hari Minggu pagi selalu ada Pasar UNPAD (PAUN), letaknya di bagian belakang atas kampus. Pasar ini sangat ramai oleh para pedagang barang-barang khas pasar seperti makanan dan kebutuhan lain, serta para pembeli yang tidak hanya mahasiswa namun juga warga asli Jatinangor.
Ada banyak lagi keindahan dan kerinduan yang terpendam untuk Jatinangor, Namun sepertinya untuk saat ini, cukup ini dulu yang saya sampaikan. Jika ada waktu lain, saya akan menuliskan pengalaman dan informasi lainnya mengenai Jatinangor. Tulisan ini sebenarnya saya buat secara spontan, karena sedang merasa
mellow dan bosan. Tapi semoga tulisan saya ini bisa bermanfaat untuk orang lain yang membaca hehe. Terima kasih sudah membaca 😃
Comments
Post a Comment