Pengarang : Paulo Coelho
Penerjemah : Olivia Gerungan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Maret 2009
Tebal : 308 halaman
Penerjemah : Olivia Gerungan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Maret 2009
Tebal : 308 halaman
Sang Penyihir dari Portobello adalah buku karangan penulis Paulo Coelho, diterbitkan di Brazil pada tahun 2006 dan kemudian pada tahun 2009 diterbitkan dalam bahasa Indonesia.
Buku ini berkisah tentang perjalanan seorang wanita misterius, sejak ia kecil hingga kematiannya yang tragis, ditulis berdasarkan sudut pandang orang-orang yang pernah ia jumpai. Berawal dengan masa kecil wanita misterius yang sejak bayi tinggal di sebuah panti asuhan. Diketahui wanita misterius ini merupakan puteri seorang gipsy di Rumania. Saat usianya belum 3 bulan, ia diadopsi oleh keluarga kaya raya dari Beirut lalu diboyong ke Timur Tengah dan diberi nama Sherine Khalil. Namun atas saran seorang keluarga yang memahami bahwa nama berbau Arab akan membawa kesulitan bagi kehidupan si puteri kecil tersebut maka Sherine kemudian diberi nama panggilan Athena yang dianggap lebih netral. Sejak saat itu Sherine Khalil lebih dikenal sebagai Athena oleh lingkungan kehidupannya.
Sejak kecil Athena terlihat 'berbeda' dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Athena kecil mengaku dikelilingi oleh teman-teman tak terlihat dan bahkan pernah bermimpi penuh darah mengenai perang Beirut. Mimpinya tersebut menjadi kenyataan dengan perang panjang yang terjadi di tanah kelahiran keluarga angkatnya tersebut, memaksa mereka semua pindah ke London demi kehidupan yang lebih aman.
Athena lalu tumbuh menjadi remaja yang cantik, cerdas, dan semakin menunjukkan bahwa ia memang 'berbeda'. Keputusan terbesar Athena di masa remajanya adalah dengan meninggalkan kuliah dan memilih menikah di usia muda, lalu bercerai, dan menjadi single mother untuk putra semata wayangnya, Viorel.
Sejak bercerai, Athena sempat menjalani kehidupan yang cukup menyedihkan. Ia hanya tinggal di sebuah apartemen kecil dan bekerja di sebuah bank dengan jabatan rendah. Meskipun sebenarnya keluarga angkat Athena sangat kaya raya dan seringkali meminta Athena untuk kembali ke 'jalan yang lurus' dengan tinggal bersama mereka, melanjutkan kuliah, atau menikah lagi, namun Athena selalu lebih memilih jalan yang sulit dalam mengarungi kehidupannya.
Hari-hari Athena yang diliputi kemurungan dan rutinitas melelahkan dengan bekerja di bank, menitipkan Viorel di rumah ibu angkatnya, serta kembali pulang ke apartemen sempit bersama Viorel kemudian mulai kembali berwarna saat ia bergabung dengan kegiatan induk semang apartemennya. Kegiatan ini disebut memahami jalan cahaya (Vertex) yang merupakan tradisi dari Siberia. Setelah bergabung dengan kelompok Vertex, Athena menjadi rutin hadir di pertemuan bersama kelompok induk semangnya untuk menari diiringi musik perkusi demi mencapai jalan cahaya (Vertex).
Dari tradisi ini lalu kehidupan Athena semakin penuh cerita. Karier Athena dan teman-teman di cabang kantornya semakin meningkat, hingga kemudian Athena mendapat kenaikan jabatan dan bekerja di Dubai.
Selanjutnya di Dubai, Athena menemukan tradisi lain yang semakin menenangkan jiwa dan pencarian hidupnya, yaitu dengan Kaligrafi. Belajar dari seorang bijak yang tinggal di tengah gurun pasir yang kesehariannya sering membuka restoran kecil untuk para turis di tengah gurun, Athena semakin memahami dirinya dan mengetahui kekosongan jiwa yang ia rasakan. Lalu Athena tahu bahwa ia butuh mencari ibu kandungnya, yang mungkin dengan itu dapat mengurangi rasa kosong dan ketidakpuasan yang sering Athena rasakan.
Athena lalu meninggalkan Dubai, tempat dimana ia sempat beralih karier menjadi seorang penjual lahan sukses dan kaya. Athena kembali ke London untuk meminta izin kepada kedua orang tua angkatnya demi mencari ibu kandungnya. Pencarian ini membawa Athena jauh ke pedalaman di sekitar Transylvania. Setelah menemui sang ibu, semakin mengenal, dan akhirnya berdamai dengan sang ibu dan masa lalunya, Athena kembali ke London serta semakin menunjukkan syukur dan kasih sayang kepada kedua orang tua angkatnya.
Dalam perjalanan di Transylvania, Athena bertemu dengan seorang jurnalis dan seorang dokter wanita yang kemudian akan turut menentukan arah hidup Athena kedepannya. Tak lupa dengan seorang artis wanita muda yang baru Athena temui kemudian setelah ia kembali ke London untuk melanjutkan pencarian dirinya yang ternyata masih diliputi kekosongan dan ketidakpuasan akan segala sesuatu.
Semua ini diramu dengan sedemikian rupa oleh Paulo Coelho dengan bahasa yang dapat membuat anda terdiam dan mengulangi membaca untuk lebih memahami makna dari kalimat tersebut. Tiap kalimat yang Paulo Coelho tuliskan begitu murni dan apa adanya sehingga tak jarang anda akan merasa seperti bercermin melihat diri sendiri. Kisahnya penuh rahasia, misteri, dan alur kisah serta sudut pandang yang tidak biasa. Paulo Coelho akan mampu membawa anda semakin dalam dan penasaran untuk
segera menyudahi kisah ini, dan kembali ketagihan untuk membaca karyanya
yang lain.
Sang Penyihir dari Portobello memang bukan karya terbaik Paulo Coelho yang pernah saya baca, menurut saya. Namun kisahnya cukup bermakna dan tidak akan membuat anda menyesal telah membacanya.
Comments
Post a Comment