source: Tumblr |
Judul Buku : Maybe Someday
Penulis : Colleen Hoover
Tebal : 440 Halaman (Edisi Bahasa)
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama (Edisi Bahasa)
People don't get to choose who they fall in love with. They only get to choose who they stay in love with.Saya pertama mengenal Colleen Hoover (CoHo) dari diskon buku yang diadakan oleh Toko Buku Gramedia. Dimana saat itu hampir semua buku CoHo di diskon hingga hanya seharga @ Rp. 35.000,-. Dari sana, tergeraklah saya untuk melihat review-review buku CoHo di Goodreads. Ternyata buku-buku dari CoHo ini cukup digemari oleh para Goodreaders. Rata-rata buku CoHo mendapatkan rating di atas 4. Bahkan tak sedikit yang memiliki rating lebih dari 4.5. Ini cukup luar biasa menurut saya. Saya pun tak mau melewatkan kesempatan untuk mencoba membaca buku-buku dengan rate tinggi ini, apalagi saat buku-buku ini sedang didiskon gila-gilaan. Saya pun membeli satu bukunya yang menurut feeling saya paling menarik, saya membeli Confess.
Setelah dibeli, buku CoHo tidak langsung saya baca. Karena sebenarnya genre romance seperti yang dibawakan oleh CoHo bukan benar-benar selera saya. Hingga suatu hari saya melihat review dari salah satu bookstagram favorit saya mengenai buku CoHo, ia bilang CoHo bagus. Buku CoHo yang paling ia sukai adalah It's Ends With Us. Well, melihat bookstagram favorit saya menyukai CoHo, membuat kepercayaan saya kepada CoHo sedikit meningkat. Minat saya untuk segera membuka bungkusan CoHo pun ikut meningkat. Saya mulai mencoba membaca buku ini. Tidak disangka, Confess menjadi salah satu buku romance TERBAIK yang pernah saya baca! Haha.
Melihat pengalaman membaca Confess yang sangat membuat saya puas, saya pun tak sabar untuk segera kembali ke toko buku dan membeli buku CoHo yang lain. Saya kemudian membeli Losing Hope dan Maybe Someday. Dengan ekspektasi tinggi, saya mulai membaca Maybe Someday beberapa hari lalu.
Jujur saja, saat mulai membacanya, saya agak mengalami kesulitan. Mengapa? Karena dari awal chapter terlihat sepertinya buku ini tidak akan semenarik Confess haha. Memang seharusnya kita tidak boleh menaruh ekspektasi terlalu tinggi terhadap buku baru berlandaskan pengalaman dari buku sebelumnya. Tapi well, namanya juga manusia, menaruh ekspektasi tentunya merupakan hal yang wajar.
GAMBARAN CERITA
Maybe Someday ini menceritakan mengenai Ridge dan Sydney. Buku ini ditulis dengan menggunakan sudut pandang Ridge dan Sydney secara bergantian. Saya tidak tahu apakah semua buku CoHo menggunakan cara penulisan dengan sudut pandang bergantian seperti ini, atau hanya pada sebagian buku saja, karena Confess juga menggunakan cara penulisan yang sama.
Oke, jadi Ridge ini tinggal di apartemen di seberang apartemen Sydney. Sydney dan Ridge tidak sengaja saling mengenal karena kebetulan Sydney sering memperhatikan Ridge yang rutin bermain gitar di balkon apartemennya. Dan kemudian Ridge meminta Sydney untuk mencoba menulis lagu dari alunan musik yang sering Ridge mainkan. Ridge menyukai lirik-lirik yang Sydney tulis dan berniat menjadikan Sydney salah satu penulis lagu di band Ridge.
Cerita pun terus berlanjut hingga suatu hari Sydney menyadari bahwa selama ini ia dikhianati oleh pacarnya (Hunter) yang berselingkuh dengan teman satu kamar Sydney (Tori), sehingga Sydney pun terpaksa menumpang di apartemen Ridge sampai Sydney punya cukup uang untuk pindah ke apartemen baru.
Tentunya mereka tidak hanya tinggal berdua. Di apartemen itu juga ada Warren (teman Ridge sejak remaja yang sudah seperti saudara kandung Ridge), dan Bridgette (gadis hooters yang kemudian berpacaran dengan Warren). Ridge mengizinkan Sydney tinggal di kamar kosong di apartemen tersebut secara gratis, selama Sydney mau ikut membantu menulis lirik-lirik lagu bersama Ridge untuk band-nya. Sydney pun setuju.
Selama proses penulisan lirik ini, terjalin kedekatan anatara Ridge dan Sydney yang lebih dari sekedar partner kerja. Mereka merasakan ada chemistry khusus di antara mereka berdua, seperti saling menemukan soulmate. Hal yang bukan hanya sekedar ketertarikan fisik dan nafsu, namun suatu kenyamanan yang mendamaikan hati masing-masing.
Sayangnya, Ridge memiliki Maggie. Wanita hebat yang sudah menjadi kekasih Ridge selama 5 tahun. Hubungan Ridge dan Maggie pun bukan sekedar hubungan biasa. Ini adalah suatu hubungan yang sudah terjalin sejak keduanya masih remaja, sebuah hubungan yang bermula dari cinta pada pandangan pertama dan dibangun dalam pondasi kesetiaan dan kasih sayang utuh di antara keduanya. Di sini, Ridge merasa hatinya benar-benar terbelah dua. Satu paruhan hatinya tahu bahwa ia takkan pernah mengkhianati Maggie, dan paruhan hati yang lain tahu bahwa perasaannya kepada Sydney bukan merupakan hal yang bisa dialami secara sengaja (perasaannya kepada Sydney menyerupai perasaan saat seseorang menemukan cinta sejati).
Buku ini lalu dipenuhi pertentangan batin antara Ridge dan Sydney yang sama-sama tidak ingin menikam Maggie dari belakang, namun kesulitan untuk membendung kasih yang tumbuh semakin kuat di hati mereka berdua.
REVIEW
Hal yang saya kesal dari buku ini adalah, Ridge jadi terlihat seperti seorang brengsek yang munafik. Mengapa? Karena ia merasa bahwa semua ini adalah salah takdir. Ia tidak mampu melakukan tindakan yang cekatan untuk mencegah perasaannya kepada Sydney agar tidak berkembang lebih jauh. Ridge justru "meladeni" godaan-godaan yang datang. Dan seenaknya segera berpaling kembali ke Maggie saat situasi sudah genting, kasihan Sydney.
Hal yang saya kesal dari buku ini adalah, Ridge jadi terlihat seperti seorang brengsek yang munafik. Mengapa? Karena ia merasa bahwa semua ini adalah salah takdir. Ia tidak mampu melakukan tindakan yang cekatan untuk mencegah perasaannya kepada Sydney agar tidak berkembang lebih jauh. Ridge justru "meladeni" godaan-godaan yang datang. Dan seenaknya segera berpaling kembali ke Maggie saat situasi sudah genting, kasihan Sydney.
Berikut ungkapan Maggie saat akhirnya "perdebatan perasaan" dalam hati Ridge ketahuan oleh Maggie:
"Kau seharusnya meminta Sydney pindah begitu kau merasakan dorongan menciumnya. Astaga, kau bahkan tidak seharusnya meminta dia pindah ke apartemenmu jika pernah ada kemungkinan sekecil apa pun kau akan tertarik padanya!"
Yup Maggie, YUP! That's exactly what I'm thinking about Ridge!
Jika memang Ridge serius dengan pemikirannya untuk tidak mengkhianati Maggie, seharusnya Ridge mampu dengan tegas memutus hubungan dengan Sydney saat perasaan keduanya belum terjalin terlalu jauh. Oh gosh, sungguh mengesalkan rasanya membaca segala macam perdebatan batin Ridge mengenai isi hatinya. Hal ini membuat Ridge jadi terlihat main-main dengan "keseriusannya" mempertahankan hubungan dengan Maggie.
Well, saya hampir saja memberikan ratting 2/5 untuk buku ini, jika bukan karena beberapa chapter akhir yang sedikit mengobati kekesalan saya. Buku ini untungnya kemudian ditutup dengan beberapa chapter yang masuk akal dan tidak lagi bullshit. Maggie akhirnya menunjukkan ketegasannya, dan Sydney pun berani tegas pada hatinya untuk melakukan tindakan yang tepat. Sementara Ridge? Ridge tetap menjadi cowok sempuran dengan segala daya pikat fisik dan hati baiknya, yang masih agak sedikit brengsek menurutku. Namun ya untungnya dengan ketegasan dari Maggie dan Sydney, setidaknya Ridge jadi bisa menentukan kemana kesetiaan dan seluruh keromantisannya akan ia berikan. Saya berharap Ridge benar-benar akan total memberikan perasaan, perhatian, cinta yang tumpah-tumpah untuk wanita yang sekarang menjadi pasangannya (Maggie / Sydney? Well, sebaiknya baca sendiri buku ini).
I've learned that the heart can't be told when and who and how it should love. The heart does what ever the hell it wants to do.
Beberapa chapter akhir inilah yang membuat saya tidak kapok untuk melanjutkan petualangan saya untuk membaca buku-buku CoHo yang lain. Namun tetap saya berharap semoga buku-bukunya yang lain tidak perlu membuata saya kesal selama 300 halaman sebelum akhirnya membuat saya menangis tersedu sedan menemukan bagusnya buku ini! Haha. Terima kasih CoHo. Sampai jumpa di Maybe Not (sekuel dari Maybe Someday). Serius! Jangan buat kekesalan saya bertambah kepada Ridge di sekuel ini, saya mohon! 😜
P.S. Maybe Someday memiliki book soundtrack yang Colleen Hoover buat bersama Griffin Peterson. Isinya adalah lagu-lagu yang dalam buku ini ceritanya dibuat bersama oleh Sydney dan Ridge. Saat pertama mendengar lagu ini di awal proses membaca, saya kurang menyukai lagu-lagunya. Namun setelah lewat 3/4 buku, saya jadi bisa menghayati lagu-lagu di dalamnya. Dan saya jatuh cinta dengan lagu-lagu ini! Saya pun jadi mendengarkan lagu-lagu Griffin Peterson di luar book soundtrack Maybe Someday. Favorit saya? Well, saya suka sekali dengan Maybe Someday, It's You, I'm In Trouble, Ugly Love, Hold On To You, Let's Begin! Banyak ya? Iya! Karena memang lagu-lagunya bagus dan enak didengar.
Maybe Someday: A book, a soundtrack, an unforgettable experience.Link-link lagunya bisa dilihat di halaman awal buku Maybe Someday, atau bisa juga kalian coba cari di search engine. Semoga kalian juga suka. Selamat membaca, dan mendengarkan lagu-lagu indah ini 😊
Comments
Post a Comment