Skip to main content

Reading In A Coffee Shop

Makin senja makin ramai.
Jika anda penikmat buku dan kopi seperti saya, mungkin ada kalanya anda akan bosan membaca di dalam kamar dan ingin menikmati bacaan anda sambil bersantai nikmat di kedai kopi kesayangan. Seperti yang sedang saya lakukan sekarang. Membaca kadang menjadi pelarian saya dari tugas kuliah atau bentuk liburan yang nikmat dan sederhana, apalagi jika ditambah dengan menikmati kopi kesukaan.

Saya sangat suka membaca. Tentunya banyak dari kalian yang juga begitu. Mengoleksi buku-buku bagus dan menikmatinya di waktu luang, atau sengaja meluangkan waktu untuk menikmati buku hehe. Menemukan buku bagus yangs sesuai selera menjadi syarat utama untuk menikmati hidup melalui buku, dan menemukan tempat yang nyaman untuk membacanya menjadi salah satu pelengkap yang menyegarkan. Kedai kopi bisa jadi salah satu pilihan untuk menikmati bacaan anda.

Saya sendiri terkadang pergi keluar rumah sendirian sekedar mencari suasana lain untuk menikmati buku. Berikut ini saya akan menyampaikan rekomendasi beberapa kedai kopi yang sering saya kunjungi untuk menikmati pleasure time saya selama saya di Kota Bandung.


1. Starbucks Asia-Afrika
Saya sebenarnya bukan penikmat sejati Starbucks. Menurut saya pribadi, rasa kopi di starbucks tidak terlalu spesial dan harganya terlalu mahal. Tapi jika bicara tentang tempat, Starbucks punya kelebihan. Semua kedai kopi Starbucks pasti nyaman. Kriteria nyaman saya adalah tidak terlalu dingin, dan tidak membuat kepanasan, tersedia colokan untuk charge handphone atau laptop, suasana yang cozy, dan tidak terlalu ramai.

Khususnya disini yang saya sebutkan adalah Starbucks Asia-Afrika. Terletak di Jalan Asia Afrika 75 - 77, di persimpangan antara Jalan Naripan dan Jalan Asia-Afrika. Letaknya sangat strategis dan masih bernuansa kolonial seperti bangunan-bangunan lain yang ada di sepanjang Jalan Asia-Afrika. Desain bangunannya dipenuhi kaca-kaca besar dan letak masing-masing bangku yang tidak terlalu berdempetan, sehingga privasinya lebih terasa. Colokan ada di hampir tiap-tiap bangku. Spesialnya lagi Starbucks Asia-Afrika sering sepi diantara waktu pagi hingga siang hari. Biasanya kedai kopi ini ramai diatas pukul 2 siang di hari libur. Jika bukan hari libur maka keramaian hanya akan terasa di atas pukul 1 hingga pukul 3 sore, setelah itu kembali sepi dan kembali terasa seperti kafe punya sendiri hehe.

Selain kaca-kaca besar yang mendukung suasana menjadi romantis dan melankolis, keadaan sepi dan tersedianya sofa juga mendukung saya untuk sering mampir kesini untuk membaca buku-buku kesukaan saya. Pelayanannya ramah dan dijamin tidak akan diusir meski anda nongkrong berjam-jam. Pengunjung disini banyak yang sambil membawa laptop, entah untuk menyelesaikan tugas kantor atau mengerjakan tugas kuliah. Sampai saat ini saya belum pernah melihat pengunjung yang sengaja hadir untuk membaca buku, seperti yang sering saya lakukan. Sayangnya di jaman sekarang gadget memang jauh lebih lumrah dibandingkan buku hehe.

2. Wiki Koffie
Saya sudah pernah membuat ulasan mengenai Wiki Koffie di tulisan saya sebelumnya. Ulasan tersebut menurut saya cukup lengkap dimulai dari suasana dan jenis-jenis makanan yang disediakan di Wiki Koffie. Anda bisa membacanya di ulasan saya mengenai Wiki Koffie berikut.

Kelebihan Wiki Koffie dibandingkan Starbucks Asia Afrika adalah harga makanan dan minumannya yang lebih murah. Harga makanan dan minuman di Wiki Koffie hanya berkisar antara Rp. 9.000,- hingga Rp. 25.000,-. Berbeda dengan Starbucks yang hanya menyediakan kopi, teh, dan roti-torian, di Wiki Koffie selain menyediakan hidangan kopi dan cake ringan, juga terdapat makanan berat seperti nasi hingga pasta yang bisa menemani anda membaca buku. Selain itu bangku-bangkunya juga cukup nyaman. Suasana tempatnya pun dikelilingi oleh jendela-jendela kaca besar yang langsung menghadap ke persimpangan Jalan Braga dan Jalan Lembong. Sungguh romantis dan melankolis hehe. Saya memang cenderung lebih menyukai tempat-tempat yang memiliki jendela-jendela kaca besar. Rasanya lebih luas, nyaman, modern sekaligus hommy, dan tentu saja membuat suasana menjadi lebih romantis.. dan yaaa melankolis hahaha.

Adapun kekurangan Wiki Koffie dibandingkan dengan Starbucks adalah kedai ini lebih sering ramai. Mungkin karena harga makanan dan minumannya yang lebih murah, serta lokasi yang memang lebih sering dilewati oleh warga Kota Bandung. Musik yang sering diputar disini juga lebih berisik dan lebih bertempo cepat dibandingkan di Starbucks yang selalu melantunkan musik-musik klasik yang ringan dan menenangkan. Selain itu, desain susunan bangku di Wiki Koffie juga dibuat lebih friendly yang lebih cocok untuk nongkrong 2 - 4 orang atau lebih, untuk mengobrol dan menghabiskan quality time bersama teman atau keluarga. Wiki Koffie kurang sesuai jika anda hanya datang sendirian di kala tempat ini ramai. Namun jika sedang sepi tempat ini jadi sangat menyenangkan. Ada sofa atau high chair yang bisa anda pilih untuk duduk menikmati bacaan anda.

Saya pribadi suka duduk di high chair dengan jendela kaca besar di depannya, memperlihatkan jalanan Braga dan Lembong di hadapan saya. Di bangku ini tersedia colokan, dan rasanya lebih privasi dibandingkan bangku-bangku lain. Karena disini anda menghadap keluar, anda bisa fokus dengan bacaan atau pekerjaan anda di laptop tanpa perlu memperhatikan pengunjung kedai yang berlalu lalang di dalam kedai kopi.

3. Kedai Wake Up!
Kedai satu ini sebenarnya tidak berada di Bandung. Kedai Wake Up! berada di Jatinangor. Saya memasukkan kedai ini disini karena merupakan salah satu tongkrongan yang cukup sering saya datangi untuk menikmati buku. Kedai Wake Up! juga menyediakan hidangan berat beraneka ragam seperti di Wiki Koffie, serta hidangan kopi dan teh dingin ataupun hangat. Harga makanannya pun termasuk murah, tidak jauh berbeda dengan harga-harga makanan di Wiki Koffie. 

Bedanya Kedai Wake Up! tidak dipenuhi oleh jendela-jendela kaca besar. Desai kedai ini lebih dipenuhi nuansa kayu dan dedaunan. Hommy dan menenangkan. Lampu disini juga sering dipasang redup sehingga terkesan kalem dan hangat. Meskipun redup bukan berarti akan menyakiti mata jika membaca. Anda bisa memilih duduk di bagian kiri kedai yang lebih terang dan bercahaya, dibandingan bagian kanan kedai yang memang dibuat lebih gelap. Kedai Wake Up! termasuk salah satu pilihan yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu bagi masyarakat Jatinangor, terutama para mahasiswa. Kedai ini sering ramai jika weekend, namun lebih sering sepi di hari-hari biasa, sehingga bisa menjadi salah satu pilihan kedai favorit bagi orang-orang yang lebih memilih tempat sepi dan menenangkan seperti saya ini.

Semoga tulisan random ini cukup memberikan referensi bagi teman-teman, terutama yang satu tipe dengan saya dan berada di Kota Bandung hehe. Baru tiga tempat ini saja yang bisa saya rekomendasikan, karena memang saya tipe orang yang akan bolak balik ke tempat yang sama jika sudah nyaman hehe. Semoga membantu, terima kasih sudah membaca 😀

Popular posts from this blog

Tahun Pertama Mahasiswa Magister Profesi Psikologi UNPAD (Semester I) - Bagian II

Hallo teman-teman. Sesuai janji, ini adalah posting lanjutan dari bagian pertama yang membahas mengenai jalur pendaftaran magister profesi UNPAD. Pada bagian kedua ini, saya akan membahas mengenai gambaran awal hal yang perlu kalian lakukan setelah lulus seleksi, dan cerita singkat mengenai pengalaman menjadi mahasiswa Magister Profesi (Mapro) Psikologi UNPAD di semester pertama. Semoga bermanfaat ya, selamat membaca. Oke, jadi setelah lulus dari seleksi pendaftaran ujian masuk Mapro Psikologi UNPAD, maka terdapat beberapa hal yang harus kalian lakukan. Diantaranya, pertama tentu saja adalah membayar uang pendaftaran berupa uang bangunan + uang matrikulasi + SPP awal. Jumlah pembayaran biasanya mengalami perubahan dalam beberapa tahun. Di tahun 2015, jumlah pembayaran adalah Rp. 3.500.000,- untuk uang bangunan, Rp. 6.000.000,- untuk uang matrikulasi, dan Rp. 12.500.000,- untuk SPP awal. Total yang harus dibayarkan pada pembayaran awal ini adalah Rp. 22.000.000,-. Namun untuk pemba

Jalur Pendaftaran Magister Profesi Psikologi UNPAD (Bagian I)

Setelah cukup lama tidak menulis blog, saya merasa tiba-tiba perlu untuk posting tentang hal ini di blog saya. Kali ini bukan tentang resensi buku atau mengenai tempat wisata, namun informasi mengenai jalur masuk pendidikan magister psikologi di UNPAD (Bagian I) dan pengalaman saya selama menjadi mahasiswa magister profesi psikologi di UNPAD dalam 1.5 tahun terakhir ini (Bagian II). Semoga informasi yang saya tulis di bawah ini akan bermanfaat untuk teman-teman dan adik-adik yang berminat melanjutkan pendidikan magister psikologi di Universitas Padjadjaran. Oke.. Dari mana cerita ini sebaiknya saya mulai. Mungkin dari proses pendaftarannya ya. Hmm.. Magister Psikologi Universitas Padjadjaran membuka pendaftaran satu tahun sekali untuk tiap angkatannya, baik itu untuk bagian Psikologi Profesi maupun untuk bagian Psikologi Sains. Pendaftaran ini umumnya dibuka pada awal tahun, untuk informasi lengkap mengenai jadwal pendaftaran bisa secara berkala di akses melalui situs htt

Dilan, dia adalah Dilanku Tahun 1991

Dilan Bagian Kedua Penulis: Pidi Baiq Penerbit: Pastel Books Tebal: 344 halaman [Spoiler Alert] Perasaan saya menjadi campur aduk sesaat setelah membaca novel Dilan 2. Sudah satu minggu lalu sebenarnya, sejak saya selesai membaca novel ini, menamatkan Dilan bagian kedua, dia adalah Dilanku tahun 1991.  Jika Dilan bagian pertama bisa menggambarkan jatuh hati yang begitu jelasnya, pada bagian kedua ini Dilan seperti bukan hanya mematahkan hati Milea, namun juga hati saya, namun juga hati para pembaca. Jika Dilan bagian pertama bisa menceritakan proses pendekatan yang begitu manis dan membuat banyak wanita iri pada Milea, pada bagian kedua ini Pidi Baiq berhasil menyajikan proses perpisahan hubungan remaja yang begitu alami, begitu mungkin dan banyak terjadi sehingga membuat patahan hati cinta pertama yang bertebaran dalam kumpulan catatan harian para remaja. Pidi Baiq berhasil mengisahkan bahwa Dilan merupakan remaja biasa, tidak berbeda dengan remaja lain pada umu

Terapi Bekam di Palembang

Belum lama ini saya mencoba terapi bekam. Apakah kalian tahu terapi bekam? Okay, berikut definisi singkat mengenai bekam yang saya dapat dari Wikipedia: Bekam  ( Arab : الحجامة;  al-hijamah ) adalah metode pengobatan dengan cara mengeluarkan  darah  statis (kental) yang mengandung  toksin  dari dalam tubuh  manusia . Berbekam dengan cara melakukan pemvakuman di  kulit  dan pengeluaran darah darinya. Pengertian ini mencakup dua mekanisme pokok dari bekam, yaitu proses pemvakuman kulit kemudian dilanjutkan dengan pengeluaran darah dari kulit yang telah divakum sebelumnya. ( https://id.wikipedia.org/wiki/Bekam) Ini merupakan pengalaman pertama saya mencoba terapi bekam. Tujuannya ya hanya ingin mencoba. Sekalian melihat khasiatnya berhubung saya memang sedang butuh memaksimalkan kondisi tubuh saya yang beberapa minggu ini terasa kurang fit. Saya juga berpikir tidak ada ruginya mencoba, toh terapi bekam itu membersihkan darah kotor, dan merupakan salah satu terapi kesehatan yang di

Grafika Cikole Lembang Bandung

Hallo semuanya. Kali ini saya sedang ingin sharing tentang liburan singkat saya dan teman-teman beberapa minggu lalu. Ceritanya kami semua sebagai mahasiswa baru mendapat liburan singkat setelah beberapa bulan bertempur dengan segala macam ujian praktek, lisan, dan tertulis. Awalnya kami berencana untuk menghabiskan waktu liburan kami di Bali, namun karena satu dan lain hal rencana ini terpaksa ditunda dulu untuk menjadi agenda di lain waktu. Akhirnya kami memutuskan untuk tetap berlibur bersama tapi di daerah Bandung saja. Kebetulan saya sudah cukup lama ingin mencoba berkemah di dalam kota, karena sebelumnya sempat melihat postingan seorang teman yang menghabiskan waktunya dengan berkemah di Bandung dan sepertinya seru. Akhirnya ide ini saya sampaikan kepada teman-teman saya dan mereka setuju. Lalu dimulailah pengumpulan informasi terkait perkembahan di Bandung ini. Terdapat beberapa rekomendasi mengenai tempat kemah yang seru dan aman di Bandung. Tapi akhirnya pilihan kami j

Dilan, dia adalah Dilanku Tahun 1990

Pengarang: Pidi Baiq Penerbit: Pastel Books  Tebal: 348 halaman "Katakan sekarang. Kalau kue kau anggap apa dirimu? Roti cokelat? Roti keju? Martabak? Kroket? Bakwan? Ayolah! Aku ingin memesannya, untuk malam ini, aku mau kamu." Kali ini saya akan membicarakan mengenai Dilan, dia adalah Dilanku tahun 1990. Sejak Maret 2015, saya sempat berniat membeli buku ini, saat itu saya masih tinggal di Depok. Namun niat itu gagal karena merasa belum menemukan 'klik' untuk memilikinya, belum ada  feel  gitu hehe. Baru akhirnya April 2016 saya mendadak merasa rindu dan penasaran menggebu untuk segera menyapa Dilan. Saya menyelesaikan buku ini kemarin malam, dalam sekali duduk, kurang lebih empat jam waktu yang saya butuhkan untuk menamatkan rangkaian kata-kata ajaib khas Pidi Baiq. Itupun sudah diselingi dengan imagi romantis dan geli yang saya biarkan berkelana mengikuti perjalanan Dilan dan Milea. Dilan dan Milea, itu nama kedua tokoh utama yang ada dalam

Curahan Rindu Untuk Jatinangor

Jatinangor, jam segini kalau lagi kesepian. Biasanya saya bisa pergi ke balkon. Dari situ kelihatan gunung di kejauhan dan jalan raya Jatinangor yang selalu ramai. Pemandangan dari balkon kamar. Teduh, dingin, dan menenangkan Source: Koleksi Pribadi Jatinangor itu dingin. Selalu ada angin sejuk berhembus di sore atau malam hari. Dan ini menyenangkan, sekaligus menenangkan. Saya terbiasa mengenakan outer knit atau hoodie merah kesayangan tiap kali keluar ke balkon. Di balkon saya hanya berdiri, berpangku tangan di pegangan balkon dan memperhatikan gunung itu, yang berada di kejauhan. Sering saya juga sambil memasang earphone dan mendengarkan musik, entah itu musik yang menenangkan atau justru musik dengan tempo cepat. Pernah juga saya mencoba menikmati balkon sambil membaca novel, saya memang menyukai novel, tapi ini tidak terlalu sering. Karena balkon lebih enak digunakan untuk berpikir seraya menikmati musik, angin dingin khas Jatinangor, dan landscape di hadapan saya, yait

Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda Dago Pakar Bandung

Selamat sore semuanya. Di waktu senggang liburan ini saya ingin menceritakan salah satu perjalanan kecil saya yang lain. Kali ini adalah jalan-jalan kecil saya dan seorang teman ke Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda Dago Pakar Bandung. Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda ini merupakan kawasan konservasi yang terpadu antara alam sekunder dengan hutan tanaman yang terletak di Kota Bandung, Indonesia. Luasnya mencapai 590 hektare membentang dari kawasan Dago Pakar sampai Maribaya. Letak Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda berada di Kampung Pakar, Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, pada ketinggian antara 770 mdpl sampai 1330 mdpl. Di atas tanahnya yang subur terdapat sekitar 2500 jenis tanaman yang terdiri dari 40 familia dan 112 species. Pada tahun 1965 luas taman hutan raya baru sekitar 10 ha saja, namun saat ini sudah mencapai 590 ha membentang dari kawasan Pakar sampai Maribaya (sumber wikipedia.com ). Perjalanan kami kesini diawali dengan rasa penasaran setelah membaca

Wisata Alam Ciwidey Bandung

Perkebunan Teh Rancabali di Ciwidey Kalau sudah ada di Bandung, sayang rasanya jika tidak menjelajahi tempat-tempat wisata alam Bandung. Di Kota Bandung ada banyak sekali tempat-tempat wisata yang bisa dikunjungi, baik wisata alam ataupun wisata kota. Untuk wisata alam sendiri di Kota Bandung tersebar di dua wilayah pusat, yaitu tempat-tempat wisata di daerah Lembang, serta tempat-tempat wisata di daerah Ciwidey. Sedangkan untuk wisata kota tentunya berpusat di Kota Bandung seperti daerah Dago, Braga, dan sekitarnya. Untuk wisata kota sendiri terdiri dari wisata kafe, wisata belanja, serta beberapa wisata kesenian dan budaya. Dalam blog kali ini saya akan secara khusus membahas beberapa tempat wisata di daerah Ciwidey serta transportasi umum yang bisa digunakan jika anda menuju kesana. Ciwidey sedikit kalah tenar jika dibandingkan dengan Lembang. Banyak orang diluar Bandung lebih familiar jalan-jalan ke Lembang dibandingkan ke Ciwidey. Karena memang Lembang lebih mudah diakses